
Baghdad - Bintang Timnas Irak, Mohanad Ali, disebut tidak akan mengulangi perilakunya yang menghantam gelandang Timnas Thailand, Chanathip Songkrasin.
Ali menebas secara brutal Chanathip ketika Irak menang 1-0 atas Thailand dalam babak final King's Cup 2025 di Kanchanaburi Province Stadium, Kanchanaburi, pada Minggu (7/9/2025).
Dari video yang beredar di media sosial, kaki kanan Ali menghajar kaki kiri Chanathip dari belakang, yang membuat pemain berusia 31 tahun itu terguling-guling dan mengerang kesakitan.
Tanpa ampun, wasit Nazmi Nasaruddin memberikan kartu merah kepada Mohanad Ali, yang bisa-bisanya masih memprotes keputusan pengadil asal Malaysia itu.
Ali kemungkinan bakal menjadi tulang punggung Irak di Grup B putaran keempat Kualifikasi Piala Dunia 2026 Zona Asia pada 8-14 Oktober 2025.
Kondisi Mohanad Ali

Dalam partai pertama Grup B putaran keempat Kualifikasi Piala Dunia 2026 Zona Asia, Irak bakal berhadapan dengan Timnas Indonesia di King Abdullah Sports City Stadium, Jeddah.
"Mohanad Ali tampak malu dan frustrasi setelah akhir pertandingan Thailand melawan Irak di final Piala Raja, ketika ia berbicara dengan pelatih Irak, Graham Arnold, dan Presiden Federasi Irak Adnan Dirjal, mengenai insiden kartu merah itu," ujar seorang sumber kepada media Arab, Win Win.
"Ketika semua orang menginginkan penjelasan darinya tentang apa yang dia lakukan di pertandingan, khususnya karena situasi itu sebenarnya tidak membahayakan Timnas Irak."
"Ali memberi tahu Arnold ia kehilangan kendali atas reaksinya dan tidak tahu mengapa melakukan pelanggaran itu, seakan tindakannya tidak disengaja. Oleh karena itu, ia menyampaikan permintaan maaf yang mendalam kepada pelatih dan kepada Presiden Federasi Irak, sekaligus membuat janji bahwa ia tidak akan mengulangi perbuatannya, terutama karena tim nasional Irak akan bermain di babak play-off Kualifikasi Asia menuju Piala Dunia 2026," jelasnya.
Fokus ke Irak
Pesepak bola berusia 25 tahun itu telah 59 kali bermain untuk Irak sejak debut pada Desember 2017. Dari jumlah itu, Ali mendulang 23 gol dan dua assist.
"Pelatih Timnas Irak menanganinya dengan sikap kebapakan, tapi saat yang sama ia menuntut agar bisa mengendalikan diri dan tidak terburu-buru, terutama karena pelatih telah memberi tahu para pemainnya bahwa ia ingin mereka meraih kemenangan bahkan jika pertandingan bersifat persahabatan. Oleh sebab itu, penting untuk membedakan antara semangat juang dan kekerasan, karena hal serupa terjadi dengan pemain Ali Al-Hammadi dalam pertandingan melawan Korea Selatan," ucap sumber itu.
"Penyerang Irak itu tidak hanya meminta maaf kepada pelatih dan Presiden Federasi Irak, tetapi juga menyampaikan permintaan maaf kepada pemain Thailand, Chanathip Songkrasin, melalui rekannya Rebin Sulaka, karena ia selalu berkomunikasi dengannya mengingat Sulaka bermain di Liga Thailand, tepatnya bersama Port FC, karena ia merasa sangat bersalah atas apa yang dia lakukan di final."
"Pemain itu ingin menutup lembaran insiden kartu merah dan sekarang fokus pada awal yang ideal bersama timnya, Dibba Al-Fujairah dari Uni Emirat Arab, agar bisa kembali ke tim Irak dalam kondisi terbaik untuk menjalani pertandingan play-off Asia, sekaligus membantu mewujudkan impian para suporter Irak lolos ke Piala Dunia untuk kedua kalinya dalam sejarah Singa Mesopotamia setelah edisi 1986," ungkapnya.
Sumber: Win Win