
Bandung - Pelatih Persib Bandung, Bojan Hodak, menegaskan bahwa keharmonisan tim jauh lebih penting dibanding status individu para pemain, meski skuadnya kini dihuni banyak nama besar.
Pelatih Persib Bandung asal Kroasia ini memilih untuk tidak melihat para pemainnya sebagai pemain bintang.
Skuad Maung Bandung musim ini memang berisikan pemain-pemain bintang, seperti Thom Haye, Eliano Reijnders, Federico Barba, Frans Putros (timnas Irak), serta bintang-bintang yang sudah ada sebelumnya, seperti Marc Klok dan Beckham Putra Nugraha.
"Saya tidak merasa mereka adalah pemain bintang karena ketika mereka sudah berada di dalam tim, mereka semua harus bekerja keras untuk tim," ujar Bojan Hodak.
Menjelang pertandingan Timnas Indonesia, dua bek andalan, Rizky Ridho dan Jordi Amat, mendapat wejangan khusus dari pelatih Persija. Apa pesan penting yang disampaikan pelatih Macan Kemayoran untuk kedua pemain ini sebelum tampil bersama Garuda? Sima...
Kedepankan Kerja Kolektif

Pernyataan ini menjadi penegasan bahwa Bojan Hodak lebih mengedepankan kerja kolektif ketimbang melihat secara individu.
Baginya, setiap pemain yang mengenakan seragam tim harus melepas ego pribadi dan bersatu demi tujuan bersama.
Bojan optimistis bahwa komposisi pemain berkualitas yang dimilikinya akan memberi dampak positif terhadap performa tim secara keseluruhan.
"Saya rasa ini justru akan bagus. Dengan kualitas mereka, jika semuanya bekerja untuk tim maka kekuatan kami akan semakin solid," kata pelatih berpenampilan plontos ini.
Thom Haye dan Eliano Reijnders

Karier profesional Thom Haye terbilang matang. Ia memulai debut senior bersama AZ Alkmaar pada 2012, kemudian memperkuat Willem II Tilburg (2016–2018), ADO Den Haag (2019–2020), NAC Breda (2020–2022), Heerenveen (2022–2024), hingga terakhir bersama Almere City pada musim 2024/25.
Lebih dari satu dekade ia konsisten bermain di level tertinggi Eredivisie, menjadikannya sebagai satu di antara gelandang dengan pengalaman internasional yang lengkap.
Sementara Eliano Reijnders memulai karier profesionalnya bersama klub Belanda, PEC Zwolle, pada 2018.
Kendati sempat dipinjamkan ke Jong Utrecht (2022-2023), pemain kelahiran Tampere, Finlandia, pada 23 Oktober 2000 ini, tetap setia membela PEC Zwolle hingga akhirnya memutuskan membuka lembaran baru bersama Persib.
Federico Barba dan Frans Putros

Sedang karier Federico Barba telah mencatat jejak panjang di berbagai kompetisi top Eropa. Sebagai jebolan akademi AS Roma, ia pernah memperkuat sejumlah klub Serie A Italia, seperti Empoli, Chievo Verona, dan Como.
Pengalaman internasionalnya pun terbilang kaya, dengan catatan bermain di Bundesliga bersama VfB Stuttgart, La Liga Spanyol bersama Sporting Gijon dan Real Valladolid, serta Swiss Super League bersama FC Sion.
Dengan latar belakang tersebut, Barba dikenal sebagai bek yang tenang, memiliki kemampuan membaca permainan yang matang, dan mampu menjadi pemimpin di lini pertahanan.
Lalu, Frans Putros. Ia memiliki pengalaman panjang di Liga Super Denmark bersama klub-klub seperti Viborg FF, Aarhus GF, Silkeborg IF, dan FC Fredericia, serta telah memperkuat Timnas Irak di berbagai ajang internasional.
Bahkan saat ini Putros kembali terpanggil ke Timnas Irak dan dijadwalkan kembali ke Persib hari Selasa ini (9-9-2025) malam.